Minggu, 04 Mei 2008

Kiat Sukses Hati yang Condong


Condongkanlah hatiku kepada peringatan-peringatan-Mu, dan jangan kepada laba. Lalukanlah mataku dari pada melihat hal yang hampa, hidupkanlah aku dengan jalan-jalan yang Kautunjukkan! (Maz 119:36-37)Banyak anak Tuhan sulit untuk berjalan dengan prinsip-prinsip Firman Tuhan karena hatinya sudah condong. Bukan condong kepada Kebenaran namun condong kepada laba. Seperti pohon yang sudah bengkok, Tidak mau lagi tumbuh keatas tapi sekali dia bengkok, dia akan turus tumbuh miring kesamping.Ketamakan menarik kita dari kebenaranCondong kepada laba. Laba di sini dalam Alkitab bahasa Inggrisnya covetousness, pengertiannya lebih kearah keserakahan. Keuntungan yang mudah namun mengorbankan nilai nilai kebenaran.Umumnya hal ini tidak terjadi begitu saja. Namun umumnya dimulai ketika kita secara perlahan lahan mulai menyukai hal hal yang hampa, vanity. Hal hal yang sementara dan tidak kekal sifatnya.Setiap hari bahkan setiap menit banyak sekali iklan yang berlalu lalang dihadapan kita menawarkan banyak hal yang sebetulnya tidak kita butuhkan. Namun karena dikemas dan di-iklankan sedemikian rupa, akhirnya membuat kita tertarik bahkan mulai mengidam-idamkan produk tersebut. Semakin lama hal itu menjadi obsesi. Dan ketika kita tidak memiliki cukup uang untuk memiliki hal tersebut, obsesi itu mendorong kita untuk mencari keuntungan secara cepat dan bahkan bila perlu melalui jalan pintas yang belum tentu sejalan dengan prinsip yang kita pegang.Lama kelamaan hidup kita sekedar untuk mengejar kekayaan yang lebih banyak, deposito yang lebih besar dan barang barang yang lebih mahal dan lebih banyak.
Ketamakan menarik kita dari kebenaranCondong kepada laba. Laba di sini dalam Alkitab bahasa Inggrisnya covetousness, pengertiannya lebih kearah keserakahan. Keuntungan yang mudah namun mengorbankan nilai nilai kebenaran.Umumnya hal ini tidak terjadi begitu saja. Namun umumnya dimulai ketika kita secara perlahan lahan mulai menyukai hal hal yang hampa, vanity. Hal hal yang sementara dan tidak kekal sifatnya.Setiap hari bahkan setiap menit banyak sekali iklan yang berlalu lalang dihadapan kita menawarkan banyak hal yang sebetulnya tidak kita butuhkan. Namun karena dikemas dan di-iklankan sedemikian rupa, akhirnya membuat kita tertarik bahkan mulai mengidam-idamkan produk tersebut. Semakin lama hal itu menjadi obsesi. Dan ketika kita tidak memiliki cukup uang untuk memiliki hal tersebut, obsesi itu mendorong kita untuk mencari keuntungan secara cepat dan bahkan bila perlu melalui jalan pintas yang belum tentu sejalan dengan prinsip yang kita pegang.Lama kelamaan hidup kita sekedar untuk mengejar kekayaan yang lebih banyak, deposito yang lebih besar dan barang barang yang lebih mahal dan lebih banyak.Hidup yang lebih dari sekedar mencari kekayaan materiMenginginkan kekayaan baik tapi hidup yang melulu untuk memperoleh kekayaan itu adalah hal yang hampa. Mengingin mobil yang baru dan bagus itu baik. Namun hidup yang ditujukan semata mata untuk memperoleh harta benda adalah hidup yang dangkal dan menyedihkan.Tuhan mau agar hati kita senantiasa Condong kepada peringatan peringatanNya lebih dari harta dan laba.Saya teringat kembali tentang suatu artikel yang ditulis mengenai hamba-hamba Tuhan gereja bawah tanah di China daratan yang beremigrasi ke Amerika Serikat. Mereka yang begitu luar biasa menghadapi penganiayaan dan siksaan di China ternyata banyak yang tidak tahan ketika menghadapi godaan kebebasan dan kenikmatan hidup di tanah Amerika. Banyak yang sebelumnya memiliki iman yang murni dan kuat lalu berjatuhan dalam dosa di tempat yang nyaman dan bebas tersebut.Godaan dunia lebih berat dari penganiayaanSaudara saudari, penganiayaan dan penderitaan mungkin bisa kita hadapi bersama Kristus. Namun kita perlu lebih berhati-hati menghadapi godaan yang tersembunyi dalam harta duniawi dan kenikmatan hidup. Itu semua secara perlahan-lahan bisa mengendorkan semangat kita di dalam mengikut Tuhan. Banyak hal hal yang bersifat sementara di dunia ini yang mampu membuat iman kita luntur secara perlahan lahan.Godaan seperti ini jauh lebih berbahaya dari penganiayaan karena mengikut Tuhan.Saya yakin bila kita bekerja dan berbisnis secara sewajarnya, Tuhan mampu membuat kita hidup dalam kelimpahan. Bahkan bekerja secara demikian akan bebas dari kesusahan-kesusahan yang tidak perlu.Kitab Amsal berkata: Berkat Tuhanlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya. (Ams 10:22)All blessings,Binsar
Posted by me at 10:42 AM
Labels:
Thursday, April 24, 2008

Kiat Sukses: Bukan Saul Tapi Daud
Dan Daud sangat terjepit, karena rakyat mengatakan hendak melempari dia dengan batu. Seluruh rakyat itu telah pedih hati, masing-masing karena anaknya laki-laki dan perempuan. Tetapi Daud menguatkan kepercayaannya kepada TUHAN, Allahnya. (1Sam 30:6)
Setiap kali membaca kisah Daud saya mendaapat banyak pelajaran dari kehidupannya. Daud adalah salah seorang hamba Tuhan yang merupakan tokoh favorit bagi saya karena dia begitu mewakili kehidupan kita semua. Dia orang biasa namun Tuhan bisa pakai dengan luar biasa.
Dia memiliki kelemahan namun dia bisa mengatasi kelemahannya dengan pertolongan Tuhan. Dan tentu saja seseorang yang memiliki komitmen untuk hidup menyukakan hati Tuhan yang dia kasihi. Daud melakukan dosa dalam hidupnya namun dia mau bertobat dan berubah. Dia membuat kesalahan-kesalahan dalam hidupnya. Namun Dia mau bangkit.
Dia sering merasakan ketakutan ketika dia mengalami himpitan dalam hidupNya. Namun dia selalu datang kepada Tuhan untuk meminta pertolongan. Kita bisa melihat ada masa masa yang getir dalam kehidupan Daud. Namun kita tidak akan pernah menemui Daud yang tidak bergantung dan beharap kepada Tuhan.
Ada perbedaan yang besar antara Daud dan Saul
Keduanya Tuhan angkat dari orang biasa menjadi Raja yang berkuasa atas seluruh Israel. Keduanya sama-sama bukan apa-apa ketika Tuhan memanggil dan mengangkat mereka. Namun ada perbedaan antara Saul dan Daud dalam menyikapi sukses.
Memperoleh sukses itu tidak mudah. Namun lebih sulit lagi untuk hidup di dalam kesuksesan. Sebab semakin tinggi kita diangkat akan semakin dalam juga kita bisa mengalami kejatuhan. Sepuluh meter anda naik maka ada kemungkinan sepuluh meter pula anda jatuh. Namun apabila anda sudah diangkat kepada ketinggian seratus meter, maka seratus meter pula anda bisa jatuh ke bawah. Lebih fatal dan lebih sulit untuk pulih.
Semakin tinggi kejatuhan seseorang semakin sulit dia bisa bangkit dari kejatuhan tersebut.
Daud mengerti prinsip gravitasi ini. Dia mengerti kepada siapa dia harus terus melekat agar dia tidak mengalami kejatuhan dari ketinggian yang Tuhan sudah berikan.
Prinsip Daud sederhana. Dia harus terus dekat dengan pribadi yang telah mengangkat dia. Sebab siapa yang mengangkat tentu mampu untuk mempertahankan dia untuk tetap berdiri di ketinggian tersebut. Untuk itu Daud dengan sangat berhati hati menjaga kedekatannya dengan Tuhan. Bila kita membaca Mazmur Daud, kita bisa melihat bahwa Daud sangat dekat dan intim dengan Tuhan kita. Bahasa dan kata-kata yang dia pakai di kitab Mazmur menunjukkan berapa intimnya Daud dengan Tuhan.
Sehingga dalam keadaan apapun. Termasuk ketika dia sedang terjepit sekalipun. dia tidak akan mengalami kesulitan untuk berkomunikasi dengan Tuhannya.
Kompromi karena tekanan dari orang banyak
Saul tidak demikian. Ketika dia mengalami sukses, dia lupa diri dan mengecilkan arti menyenangkan hati Tuhan. Dia lebih takut kepada apa yang manusia / masyarakat pikirkan tentang dia.Kita tentu ingat ketika Saul diminta menantikan Nabi Samuel di Gilgal (1Sam 13) untuk melakukan doa sebelum berangkat perang. Karena rakyat mulai hilang kesabaran, dia lebih memilih mengikuti permintaan orang banyak dari pada taat kepada perintah Tuhan. Ini pilihan yang berbahaya untuk orang-orang yang sukses. Terlalu mudah untuk Kompromi.
Dia hanya berhubungan dengan Tuhan ketika dia sedang membutuhkan pertolongan saja. Dan bila dia tidak memperoleh jawaban, dia dengan mudah mencari alternative pertolongan yang lain. Bahkan bila perlu mendatangkan arwah yang merupakan cara yang sangat dibenci oleh Tuhan.
Ketika Saul melihat tentara Filistin itu, maka takutlah ia dan hatinya sangat gemetar. Dan Saul bertanya kepada TUHAN, tetapi TUHAN tidak menjawab dia, baik dengan mimpi, baik dengan Urim, baik dengan perantaraan para nabi. Lalu berkatalah Saul kepada para pegawainya: "Carilah bagiku seorang perempuan yang sanggup memanggil arwah; maka aku hendak pergikepadanya dan meminta petunjuk kepadanya." Para pegawainya menjawab dia: "Di En-Dor ada seorang perempuan yang sanggup memanggil arwah." Lalu menyamarlah Saul, ia mengenakan pakaian lain dan pergilah ia dengan dua orang. Ketika mereka pada waktu malam sampai kepada perempuan itu, berkatalah Saul: "Cobalah engkau menenung bagiku dengan perantaraanarwah, dan panggillah supaya muncul kepadaku orang yang akan kusebut kepadamu." (1Sam 28:5-8)
Daud berbeda.
Daud mengenal dan bisa membedakan tuntunan Tuhan
Dia memiliki hubungan yang intim dengan Tuhan yang selalu dia jaga. Itu sebabnya dia selalu mendapat jawaban dari Tuhan dan suara Tuhan pun tidak asing bagi dia.
Kemudian bertanyalah Daud kepada TUHAN, katanya: "Haruskah aku mengejar gerombolan itu? Akan dapatkah mereka kususul?" Dan Ia berfirman kepadanya: "Kejarlah, sebab sesungguhnya, engkau akan dapat menyusul mereka dan melepaskan para tawanan." (1Sam30:8)
Mengerti suara Tuhan adalah cara mencapai sukses yang tidak ada tandingannya.
All blessings,
Binsar

Tidak ada komentar: